JavaPitu - Batik Lawas GTS Gotikswan Hardjonagoro Original - SOLO - 1955's

JavaPitu - Batik Lawas GTS Gotikswan Hardjonagoro Original - SOLO - 1955's

Kolektor Item
Pesanan LY, Jakarta

Nama Pembuat : Maestro Hardjono Go Tik Swan
Motif : Semen Kokrosono latar warna Hijau
Circa : 1955 - 1960's
Model : Kain Panjang
Bahan : Mori Katun
Ukuran : 250 x 105 cm

Storytelling inspiratif

Go Tik Swan, kemudian dikenal juga sebagai Kanjeng Raden Tumenggung Hardjonagoro.

Latar Belakang: Ia lahir dari keluarga keturunan Tionghoa di Solo, namun kemudian sangat menyatu dengan budaya Jawa, khususnya dalam seni batik.

Peran Penting: Beliau adalah tokoh yang pertama kali memperkenalkan istilah “Batik Indonesia”, sebuah sintesis antara batik pesisiran (yang banyak dipengaruhi budaya Tionghoa dan asing) dengan batik keraton (yang bersifat halus, pakem, dan tradisional). Hardjono Go Tik Swan berperan besar dalam mengembangkan batik agar tidak sekadar dipandang sebagai busana tradisional, tetapi juga karya seni tinggi yang punya nilai filosofis dan identitas nasional.

Kedekatan dengan Soekarno: Presiden Soekarno sangat mengagumi hasil karyanya, dan mendorong Go Tik Swan untuk menciptakan batik yang bisa menjadi representasi budaya nasional Indonesia. Dari sinilah lahir istilah “Batik Indonesia”.

Gaya Batik: Karya batik Go Tik Swan dikenal rumit, detail, dengan pewarnaan yang sangat khas. Beliau menggabungkan motif klasik keraton (seperti parang, kawung, semen) dengan sentuhan batik pesisiran yang lebih berwarna.

Kontribusi Seni & Budaya: Selain membatik, ia juga dikenal sebagai maestro seni tari Jawa. Beliau mengajar di berbagai perguruan tinggi seni dan meninggalkan warisan besar bagi budaya Nusantara.

Sampai sekarang, batik ciptaan Hardjono Go Tik Swan masih sangat dihargai dan dianggap sebagai karya seni tinggi, bukan sekadar kain batik biasa.

JavaPitu Collection